Pada pekan kedua Juli, ketika Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS di Rio de Janeiro, Brasil, beberapa perwakilan perusahaan Indonesia telah memulai finalisasi kerja sama dengan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat, baik secara daring maupun luring.

Dua pucuk pimpinan BUMN, yakni Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri dan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Wamildan Tsani Panjaitan, turut bergabung dalam rombongan tim negosiasi yang dipimpin Airlangga dan tiba di Washington DC, Amerika Serikat, pada 8 Juli 2025.

Pemerintah Indonesia mengajukan tawaran impor komoditas energi dan pesawat komersial. Dua komoditas tersebut adalah bidangnya Pertamina dan Garuda Indonesia. Dengan tawaran tambahan, harapannya Trump bisa luluh karena pemerintah Indonesia mau memahami hasrat AS untuk membuat industri dalam negerinya kompetitif. Menurut Menteri BUMN Erick Thohir, keduanya membawa misi khusus untuk memperkuat posisi tawar Indonesia di hadapan Pemerintah AS. ”Mereka menjadi supporting system yang turut menjaga transaksi,” ujar Erick saat dikonfirmasi di kompleks DPR, Jakarta, 8 Juli.

Negosiasi tiga bulan akhirnya membawa kesimpulan tarif Indonesia-AS mencapai kesepakatan setelah negosiasi sekitar tiga bulan sejak awal April 2025. Tiga paket penawaran kepada AS. Dua tawaran bersifat antarpemerintah (government to government), satu lagi bersifat antarpebisnis Indonesia dan AS (business to business).

Kesepakatan akhirnya tercapai melalui sambungan telepon kedua presiden, Trump dan Prabowo Subianto, Selasa (15/7/2025). Percakapan itu berlangsung di sela-sela perjalanan Prabowo ke Arab Saudi, Brasil, Inggris, Belarus, Belgia, dan Perancis.

Tarif 19 persen untuk Indonesia seakan menjadi prestasi karena lebih rendah dibandingkan negara ASEAN lainnya. Posisi Thailand dengan tarif 36 persen, Laos 40 persen, Malaysia 25 persen, dan Vietnam 20 persen dengan ketentuan tambahan untuk produk transshipment atau produk yang dialihkan melalui negara ketiga sebelum sampai ke tujuan akhir.

Kedua negara sepakat bahwa produk Indonesia yang masuk ke pasar AS dikenakan tarif bea masuk 19 persen, 1 persen lebih rendah dari produk asal Vietnam. Sementara, produk AS yang masuk ke Indonesia mendapat tarif nol persen alias bebas tarif.

Sebagai bagian dari kesepakatan, Indonesia juga akan membeli produk energi dari AS senilai 15 miliar dollar AS, produk pertanian asal Amerika Serikat senilai 4,5 miliar dollar AS, dan 50 pesawat produk Boeing yang sebagian besar merupakan jet berbadan bongsor, yaitu Boeing 777.

Impor yang Menguntungkan (?)

Penerapan tarif adalah langkah Trump untuk membuat perdagangan negaranya surplus. Nilai impor AS dari Indonesia lebih besar dibanding nilai ekspor AS ke Indonesia. Menurut data Gedung Putih yang ditampilkan grafis itu, neraca perdagangan itu minus US$18 miliar.

Tarif merupakan sebuah bentuk pajak yang melekat pada barang komoditas pertukaran antar-negara. Misalnya ketika suatu negara mengenakan tarif 10% pada mobil impor dari negara tertentu, maka harga mobil impor akan naik 10% bagi konsumen di negara tersebut. Maka, ketika sebuah negara yang produknya mendapat tarif besar akan masuk ke pasar berharga mahal, dan bisa membuatnya tidak laku.

Dengan AS mendapat tarif nol persen dan Indonesia 19 persen, untung-ruginya bukan matematis. Peningkatan tarif ini perlu melihat kondisi perdagangan kedua negara, serta perdagangan satu negara itu secara umum. Angka Indonesia terhitung kompetitif dibanding negara lain.

Tarif hampir nol persen sebenarnya membuat barang impor dari AS jauh lebih murah dari sebelumnya. Produk-produk cap AS seperti energi, manufaktur, dapat diakses masyarakat Indonesia lebih murah. Beberapa pihak memandang, impor produk AS yang menjadi bagian dari kesepakatan memang produk yang dibutuhkan oleh Indonesia, seperti sejumlah produk energi dan pertanian yang selama ini memang sudah diimpor.

Sementara produk Indonesia, terutama yang bersifat padat karya seperti tekstil, pakaian, alas kaki, dan sebagainya, menjadi jauh lebih kompetitif dibandingkan bila negosiasi gagal. Bea masuk tambahan untuk Indonesia adalah yang terendah nomor tiga untuk tekstil dan terendah untuk apparels dan sepatu.

Akibat belum puas, Pemerintah RI berencana melanjutkan negosiasi untuk menurunkan tarif lebih lanjut dan mencegah defisit neraca perdagangan RI-AS. Menurut rencana, Prabowo akan bertemu lagi dengan Trump pada September-Oktober 2025.

Prabowo berkelakar, ia akan mengikuti kursus privat golf untuk mengantisipasi ajakan Trump bernegosiasi sembari main golf. ”Saya agak ngeri kalau dia ajak main golf. Golf saya jelek sekali,” ujar Prabowo.


Branding, Marketing, dan Konten untuk Politisi

Panduan pembuatan konten dan program kampanye mulai dari penyusunan ide hingga aksi konkret untuk APK, media sosial, hingga kampanye massa.

Rp 1.000.000